Jumat, 07 Juni 2013

contoh makalah kesehatan



Contoh makalah kesehatan dibawah ini bisa anda pakai sebagai bahan referensi dalam membuat tugas karya tulis baik itu yang ditugaskan oleh guru maupun dosen. Jika pada artikel sebelumnya membahas tentang contoh penulisan makalah serta model bentuk makalah Bahasa Indonesia yang baik dan bagus (silahkan cari melalui menu pencarian di sisi kanan situs Poztmo.com), maka kali ini kita menginjak pada materi tentang kesehatan.

Sebenarnya cukup luas cakupan dari materi kesehatan, namun tema pada contoh dibawah membahas tentang kesehatan lingkungan yang memiliki efek atau pengaruh terhadap kondisi kehidupan manusia pada umumnya.

Semoga bermanfaat. Sekali lagi perlu di ingat, contoh makalah kesehatan lingkungan yang dicantumkan dibawah ini adalah sekedar contoh sebagai bahan referensi, sangat tidak baik bagi anda untuk menyalin dan menggandakannya begitu saja untuk memenuhi tugas yang dibebankan. Sangatlah baik untuk mengerjakan tugas anda tersebut dengan hasil tulisan sendiri.






BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan

Biosfer adalah bagian luar dari planet Bumi, mencakup udara, daratan, dan air, yang memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung. Dalam pengertian luas menurut geofisiologi, biosfer adalah sistem ekologis global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan antarmereka, termasuk interaksinya dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara) Bumi. Bumi hingga sekarang adalah satu-satunya tempat yang diketahui yang mendukung kehidupan. Biosfer dianggap telah berlangsung selama sekitar 3,5 miliar tahun dari 4,5 miliar tahun usia Bumi.

1.2 Tujuan Penulisan

a. Memahami pendalaman mengenai pengertian biosfer;

b. Mengetahui pengertian sukesi ekologis;

c. Memberikan gambaran hubungan biosfir dengan kesehatan;

d. Mengetahui bagaimana lingkungan makanan pada manusia;

e. Menjelaskan tentang vektor penyakit dan pengendaliannya.




BAB II
PEMBAHASAN


A. Biosfer

Biosfer adalah lingkungan yang terdiri dari fauna dan flora, terkecuali manusia. Biosfer adalah lapisan tempat tinggal makhluk hidup, terutama flora dan fauna, baik yang ada di darat maupun udara. Dalam pengertian luas menurut geofisiologi, biosfer adalah sistem ekologis global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan antarmereka, termasuk interaksinya dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara) B umi. B umi hingga sekarang adalah satu-satunya tempat yang diketahui yang mendukung kehidupan. Biosfer dianggap telah berlangsung selama sekitar 3,5 milyar tahun dari 4,5 milyar tahun usia Bumi.

Biosfer berpengaruh terhadap kesehatan dalam dua cara, positif dan negatif. Pengaruh positif, karena didapati elemen yang menguntungkan hidup manusia seperti bahan makanan, sumber daya hayati yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraannya seperti bahan baku untuk papan, pangan, sandang, industry, mikroba, patogen, hewan dan tanaman beracun, hewan berbahaya secara fisik, vector penyakit, dan reservoir penyebab dan penyebaran penyakit.

B. Suksesi Ekologis

Proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu tertentu menuju ke arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil itulah yang disebut sebagai suksesi. Proses suksesi akan berakhir apabila lingkungan tersebut telah mencapai keadaan yang stabil atau telah mencapai klimaks. Ekosistem yang klimaks dapat dikatakan telah memiliki homeostatis, sehingga mampu mempertahankan kestabilan internalnya.

Faktor yang memengaruhi proses suksesi, yaitu:

Luasnya habitat asal yang mengalami kerusakan;
Jenis-jenis tumbuhan di sekitar ekosistem yang terganggu;
Kecepatan pemencaran biji atau benih dalam ekosistem tersebut;
Iklim, terutama arah dan kecepatan angin yang membawa biji, spora dan benih lain serta curah hujan yang sangat berpengaruh dalam proses perkecambahan;
Jenis substrat baru yang terbentuk.

C. Biosfir dan Kesehatan
Dilihat dari aspek kesehatan, pengaruhnya ada yang langsung dan tidak langsung:

Pengaruh tidak langsung
Secara tidak langsung disebabkan elemen-elemen didalam biosfir yang banyak dimanfaatkan manusia untuk meningkatkan kesejahteraannya. Semakin sejahtera manusia, diharapkan semakin meningkat pula derajat kesehatan dari manusia tersebut. Dalam hal ini biosfir berfungsi sebagai bahan mentah untuk berbagai kegiatan industry seperti kayu, industrI meubel, rotan, obat-obatan, pangan, farmasi, dan lain-lain.

Pengaruh langsung
Pengaruh langsung disebabkan oleh

Manusia itu sendiri membutuhkan energi yang diambil dari makanan yang terdapat pada makanan. Manusia sebagai omnivora yang terdiri dari hewan dan tumbuhan. Makanan yang diproduksi di dunia ini begitu banyak jumlahnya setara dengan jumlah manusia yang ada.permasalahan yang dihadapi oleh manusia bukanlah karena jumlah produksi dari makanan tersebut tetapi jug distribusinya. Tidak semua tanah sama produksinya, demikian pula dengan kemampuan manusia untuk memproduksi tidak sama di seluruh wilayah dunia.oleh karena itu masih banyak di wilayah bumi yang tidak mendapatkan pasokan makanan. Hal ini tentu akan mempengaruhi kebutuhan gizi pada setia manusia yang ada di dunia yang akan mempengaruhi kesehatan masing-masing individu.
Adanya elemen yang langsung yang dapat membahayakan kesehatan secara fisik, misalnya beruang, harimau, skorpio dan lain-lain.
Adanya elemen-elemen mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit(pathogen). Mikroba ini digolongkan kedalamberbagai jenis seperti virus, rickettsia, bakteri, protozoa, fungi, dan metazoan.
Adanya vektor, yakni serangga penyebar penyebab penyakit, dan reservoir agen penyakit . Vektor penyakit yang penting diindonesia adalah nyamuk, lalat, kutu, pinjal, dan tungau. Vektor bersama-sama dengan penderita penyakit dapat merupakan suatu system mekanisme yang memelihara kelestarian suatu penyebab penyakit atu disebut dengan reservoir penyakit.

Lingkungan Makanan
Makanan adalah sumber energi satu-satunya bagi manusia. Karena jumlah penduduk makin berkembang, maka jumlah produksi makanan juga terus bertambah memenuhi kebutuhan asupan makanan manusia. Tapi yang menjadi masalah adalah permasalahan yang diakibatkan oleh kualitas dan kuantitas bahan pangan.

Dari segi kualitas, baik kelebihan maupunkekurangan asupan makanan akan menyebabkan kelainan gizi. Penyakit yang berhubungan dengan kegemukan yang disebbkan oleh jumlah asupan makanan yang berlebihan, selain itu kualitas dari makanan yang tidak seimbang. Demikian pula dengan penderita kekurangan gizi, dimana penderita kekurangan asupan makanan dan kualitas makanan juga tidak terpenuhi. Di Indonesia penyakit kekurangan gizi biasanya diderita oleh anak-anak.

Gizi
Kekurangan gizi dipengaruhi oleh:

pengetahuan masyarakat tentang gizi yang kurang, berbagai kepercayaan tentang makanan sehingga anak-anak tidak mendapatkan makanan yang bergizi.

Kontaminasi makanan dan minuman bayi akibat dari lingkungan yang tidak sehat, sehingga bayi menderita penyakit bawaaan makanan yang mengakibatkan pertumbuhananak terganggu.
Prioritas hidup lainnya selain makanan bergizi, misalnya membeli dan memiliki brang elektronik atu kendaraan bermotor. Apabila kekurangan gizi pada anak tidak ditangani secara baik maka akan mengakibatkan anak akan menderita komplikasi pada organ tubuhnya, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Kontaminasi Makanan
Makanan dapat terkontaminasi oleh berbagai racun yang berasal dari tanah, air, udara,
manusia dan vector. Zat racun yang terdapat pada udara, tanah, air termasuk racun yang tidak dapat diuraikan. Sehingga apabila dikonsumsi oleh biota dalm taraf trofis yang lebih tinggi maka konsentrasi racun pada masing masing biota pengonsumsi juga akan makin meningkat. Zat racun pengkontaminasi makanan semakin banyak wujud dan bentuknya hal ini disebabkan oleh hasil sampingan dari pertanian, peternakan, pengawetan makanan, dll. Berbagai insectisida yang digunakan dalam proses pertanian akan terkonsentrasi dalam biota rantai makanan sehingga apabila sampai pada manusia akan mengakibatkan akumulasi konsentrasi zat racun yang tinggi. Makanan juga dapat terkontaminasi oleh mikroba beberapa contoh mikroba yang dapat membuat racun baik antara lain: salmonella, staphylococcus, Clostridium, bacillus cocovenans, dll
Penyakit Bawaan Makanan
Penyakit bawaan makanan tidak dapat dipisahkan secara nyata dari penyakit bawaan air. Penyakit bawaan makanan adalah penyakit umum yang diderita sesesorang akibat mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh pathogen misalnya virus, bakteri, protozoa, metazoan, dll.

Makanan dapat terkontaminasi oleh beberapa hal:

Pengolahan makanan yang tidak steril;
Terkontaminasinya makanan dari hewan peliharaan;
Dapur, alat masak makanan yang kotor;
Makanan yang sudah jatuh, tapi tetap saja dimakan;
Makanan yang disimpan tampa tutup, sehingga terkonntaminsi oleh lalat, tikus, dl;
Makanan mentah dan masak disimpan bersama;
Makanan yang dicuci dengan air kotor;
Makanan yang terkontaminasi oleh hewan yang berkeliaran disekitar;
Sayuran dan buah-buahan yang ditanam pada tanah yang terkontaminasi;
Pasar yang kotor, banyak insektisida, dan sebagainya.Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan cara:

Pemilihan bahan baku yang sehat, tidak busuk, warna yang segar;
Penyimpanan dilakukan jangan sampai terkena srangga, tikus, atau jangan sampai membusuk;
Pengolahan makanan yang higienis serta prosesnya dapat mematikan penyebab penyakit dan peralatan masak yang bersih;
Pengolah makanan bukan carrier penyakit dn tidak sakit;
Penyajian makanan tidak terkena lalat , debu, dll;
Penyaji makanan harus mendapat surat eterangan sehat;
Penyimpanan maanan matag jangan sampai terkontaminasi dan membusuk.


E. Pengendalian Vektor Penyakit
Vektor penyakit adalah serangga penyebar penyakit atau antrophoda.

Jenis-jenis vektor penyakit:
Sebagian dari Arthropoda dapat bertindak sebagai vektor, yang mempunyai ciri-ciri kakinya beruas-ruas, dan merupakan salah satu phylum yang terbesar jumlahnya karena hampir meliputi 75% dari seluruh jumlah binatang.

Arthropoda yang dibagi menjadi 4 kelas :

Kelas crustacea (berkaki 10): misalnya udang;
Kelas Myriapoda : misalnya binatang berkaki seribu;
Kelas Arachinodea (berkaki 8) : misalnya Tungau;
Kelas hexapoda (berkaki 6) : misalnya nyamuk.Dari kelas hexapoda dibagi menjadi 12 ordo, antara lain ordo yang perlu diperhatikan dalam pengendalian adalah :

Ordo Dipthera yaitu nyamuk dan lalat
Nyamuk anopheles sebagai vektor malaria;
Nyamuk aedes sebagai vektor penyakit demam berdarah;
Lalat tse-tse sebagai vektor penyakit tidur.
Ordo Siphonaptera yaitu pinjalPinjal tikus sebagai vektor penyakit pest.

Ordo Anophera yaitu kutu kepalaKutu kepala sebagai vektor penyakit demam bolak-balik dan typhus exantyematicus.

Selain vektor diatas, terdapat ordo dari kelas hexapoda yang bertindak sebagai binatang pengganggu antara lain:

Ordo hemiptera, contoh kutu busuk;
Ordo isoptera, contoh rayap;
Ordo orthoptera, contoh belalang;
Ordo coleoptera, contoh kecoak.
No Arthropoda Penyakit Bawaan
1. Nyamuk Merupakan vektor dari penyakit Malaria, Filaria, Demam kuning Demam berdarah, Penyakit otak, demam haemorhagic
2. Lalat Merupakan vektor dari penyakit tipus dan demam paratipus, diare, disentri, kolera, gastro-enteritis, amoebiasis, penyakit lumpuh, conjunctivitis, anthrax
3. Lalat Pasir Merupakan vektor penyakit leishmaniasis, demam papataci dan bartonellosisi, Leishmania donovani,
4. Lalat Hitam Merupakan vektor penyakit Oncheocerciasis
5. Lalat tse2 Merupakan vektor dari penyakit tidur
6. Kutu Merupakan vektor dari penyakit tipus mewabah, relapsing demam, parit
7. Pinjal penyakit sampar, endemic typhus
8. Sengkenit Penyakit Rickettsia (Rickettsia Rickettsii)
9. Tungau penyakit tsutsugamushi atau scrub typhus yang disebabkan oleh Rickettsia tsutsugamushi,

Pengendalian Vektor Penyakita) Pengendalian Vektor Terpadu (PVT)

Pengendalian vektor dilakukan dengan memakai metode pengendalian vektor terpadu yang merupakan suatu pendekatan yang menggunakan kombinasi beberapa metoda pengendalian vektor yang dilakukan berdasarkan pertimbangan keamanan, rasionalitas, efektifitas pelaksanaannya serta dengan mempertimbangkan kesinambungannya.

Keunggulan Pengendalian Vektor Terpadu (PVT) adalah:


Dapat meningkatkan keefektifan dan efisiensi sebagai metode atau cara pengendalian;
Dapat meningkatkan program pengendalian terhadap lebih dari satu penyakit tular vector;
Melalui kerjasama lintas sector hasil yang dicapai lebih optimal dan saling menguntungkan.
Prinsip-prinsip PVT meliputi:

Pengendalian vektor harus berdasarkan data tentang bioekologi vektor setempat, dinamika penularan penyakit, ekosistem dan prilaku masyarakat yang bersifat spesifik local( evidence based);
Pengendalian vektor dilakukan dengan partisipasi aktif berbagai sector dan program terkait, LSM, Organisasi profesi, dunia usaha /swasta serta masyarakat;
Pengendalian vektor dilakukan dengan meningkatkan penggunaan metoda non kimia dan menggunakan pestisida secara rasional serta bijaksana;
Pertimbangan vektor harus mempertimbangkan kaidah ekologi dan prinsip ekonomi yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.Beberapa metode pengendalian vektor sebagai berikut:

Metode pengendalian fisik dan mekanik adalah upaya-upaya untuk mencegah, mengurangi, menghilangkan habitat perkembangbiakan dan populasi vektor secara fisik dan mekanik. Contohnya:
modifikasi dan manipulasi lingkungan tempat perindukan (3M, pembersihan lumut, penenman bakau, pengeringan, pengalihan/ drainase, dll)
Pemasangan kelambu
Memakai baju lengan panjang
Penggunaan hewan sebagai umpan nyamuk (cattle barrier)
Pemasangan kawat
Metode pengendalian dengan menggunakan agen biotik
- predator pemakan jentik (ikan, mina padi,dll)
- Bakteri, virus, fungi
- Manipulasi gen ( penggunaan jantan mandul,dll)

Metode pengendalian secara kimia
- Surface spray (IRS)
- Kelambu berinsektisida&nbsp
- larvasidaAdapun prinsip dasar dalam pengendalian vektor yang dapat dijadikan sebagai pegangan sebagai berikut : 1. Pengendalian vektor harus menerapkan bermacam-macam cara pengendalian agar vektor tetap berada di bawah garis batas yang tidak merugikan/ membahayakan; 2. Pengendalian vektor tidak menimbulkan kerusakan atau gangguan ekologi terhadap tata lingkungan hidup. b) Pengendalian secara alamiah (naturalistic control) yaitu dengan memanfaatkan kondisi alam yang dapat mempengaruhi kehidupan vector. Ini dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lama c) Pengendalian terapan (applied control) yaitu dengan memberikan perlindungan bagi kesehatan manusia dari gangguan vektor. Ini hanya dapat dilakukan sementara. a. Upaya peningkatan sanitasi lingkungan (environmental sanitation improvement); b. Pengendalian secara fisik-mekanik (physical-mechanical control) yaitu dengan modifikasi/manipulasi lingkungan; c. Pengendalian secara biologis (biological control) yaitu dengan memanfaatkan musuh alamiah atau pemangsa/predator, fertilisasi; d. Pengendalian dengan pendekatan per-UU (legal control) yaitu dengan karantina; e. Pengendalian dengan menggunakan bahan kimia (chemical control). Contoh studi kasus:
Kelaparan di Somalia"Kelaparan hasil dari kombinasi" kegagalan triple ":. Produksi, akses, dan respon" Pengumuman PBB kelaparan di Somalia merupakan sebuah wake-up call untuk skala bencana ini, dan bangun-up call untuk solusi yang diperlukan untuk membatasi kematian-dari-kelaparan sekarang dan di masa depan. Kelaparan adalah "kegagalan triple" dari (1) produksi pangan, (2) kemampuan orang untuk mengakses makanan dan, akhirnya, dan yang paling krusial (3) dalam respon politik oleh pemerintah dan donor internasional. Gagal panen dan kemiskinan membuat orang rentan terhadap kelaparan - tetapi kelaparan hanya terjadi dengan kegagalan politik. Di Somalia tahun kekerasan internal dan konflik telah sangat signifikan dalam menciptakan kondisi untuk kelaparan. PBB menggunakan skala lima-langkah, yang disebut Ketahanan Pangan Terpadu Tahap Klasifikasi (IPC), dikembangkan dengan LSM, termasuk Oxfam, untuk menilai ketahanan pangan suatu negara. Tahap 5 - "kelaparan / bencana kemanusiaan" - mensyaratkan bahwa lebih dari dua orang per 10.000 meninggal setiap hari, tingkat malnutrisi akut di atas 30 persen, semua ternak sudah mati, dan ada kurang dari 2.100 kilokalori makanan dan 4 liter air yang tersedia per orang per hari. Pada bulan Oktober 2009 Oxfam menerbitkan sebuah makalah tentang Ethiopia dan daerah tetangga bertanya mengakui "apa yang dapat dilakukan untuk mencegah kekeringan berikutnya dari menjadi bencana?" Bantuan pangan menyelamatkan nyawa tetapi itu tidak efektif dan tidak saja membantu orang untuk menahan dampak berikutnya. Penyebab kelaparan Kelaparan akibat dari "kegagalan tiga" Kombinasi:
Produksi Kegagalan: Di Somalia, kekeringan dua tahun - yang fenomenal di sekarang menjadi tahun terkering dalam 60 terakhir - telah menyebabkan inflasi rekor makanan, terutama di harapan panen berikutnya menjadi 50% dari normal. Somalia sudah memiliki tingkat kekurangan gizi dan kematian prematur begitu tinggi untuk berada dalam keadaan "normal" darurat permanen. Hal ini berlaku juga dalam saku di seluruh wilayah.
Kegagalan akses: Kekeringan telah membunuh aset perdana penggembala 'hewan ternak (sampai 90% kematian hewan di beberapa daerah), pemotongan lanjut daya beli mereka. Selain itu, konflik internal yang parah Somalia telah membuat perkembangan hampir mustahil untuk mencapai dan data sulit untuk mengakses kedua akurat dan kredibel.
Respon gagal: Mendasari semuanya telah ketidakmampuan pemerintah Somalia dan para donor untuk mengatasi kemiskinan kronis negara itu, yang telah terpinggirkan dan rentan fundamental melemahkan kemampuan mereka untuk mengatasi. Sudah ada kurangnya investasi dalam pelayanan sosial dan infrastruktur dasar dan kurangnya pemerintahan yang baik. Sementara donor telah bereaksi terlambat dan terlalu hati-hati. Tanggapan donor internasional untuk keseluruhan krisis kemanusiaan telah lambat dan tidak memadai. Menurut angka PBB, $ 1 miliar diperlukan untuk memenuhi kebutuhan mendesak. Sejauh donor telah berkomitmen kurang dari $ 200m, meninggalkan lubang $ 800.000.000 hitam .Bagaimana situasi ini dibandingkan dengan krisis pangan saat ini di bagian lain dunia? Kelaparan ini merupakan situasi rawan pangan yang paling serius di dunia saat ini baik dari segi skala dan tingkat keparahan. Ini adalah kelaparan resmi-dinyatakan pertama di Afrika sejauh abad ini, pada saat bencana kelaparan telah diberantas di tempat lain. Apa yang perlu dilakukan? Abad 21 adalah pertama kalinya dalam sejarah manusia bahwa kita memiliki kemampuan untuk memberantas kelaparan. Untuk melakukannya, kita harus mengatasi masalah mendasar:
Solusi produksi: Kita harus mempercepat investasi dalam produksi pangan di Afrika. Ada daerah di Afrika kita tahu selalu menghadapi kekurangan pangan yang kronis, di mana bahkan kerlip kecil di panen dapat memiliki konsekuensi yang mengerikan. Kita perlu lebih banyak dukungan untuk petani kecil dan penggembala (misalnya hardier tanaman, input lebih murah, manajemen risiko bencana).
Solusi akses: Kita harus mengurangi kemiskinan pedesaan Afrika. Lebih bantuan dan investasi ke anggaran infrastruktur fisik (jalan, komunikasi dll) dan memungkinkan intervensi publik untuk mengoreksi kegagalan pasar sampai pasar yang kuat (misalnya cadangan biji-bijian untuk menghentikan volatilitas harga).
Solusi Respon: Kita perlu menjauh dari bantuan discretionary untuk misalnya jaminan perlindungan sosial seperti bantuan sosial kepada rumah tangga miskin untuk mengakses makanan sepanjang tahun dan asuransi, sehingga dukungan yang dapat dipicu secara otomatis di saat krisis. Dalam beberapa konteks transfer tunai dapat lebih tepat daripada bantuan pangan, di mana ketersediaan pangan tidak menjadi masalah.Bantuan darurat sangat penting sekarang, tapi kita juga perlu bertanya mengapa hal ini terjadi, dan bagaimana kita bisa menghentikan itu pernah terjadi lagi. Tanda-tanda peringatan telah terlihat selama berbulan-bulan, dan dunia telah lambat untuk bertindak. Jauh lebih besar investasi jangka panjang diperlukan dalam produksi pangan dan pengembangan dasar untuk membantu orang mengatasi hujan yang buruk dan memastikan bahwa ini adalah bencana kelaparan terakhir di wilayah tersebut.



BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil yaitu biosfer memiliki keanekaragaman serta pengaruhnya terhadap kesehatan manusia, baik positif maupun negatif. Hal ini dapat dilihat dari berbagai macam kontaminasi, vektor penyakit, dan bagaimana cara untuk menanggulanginya. Selain itu diperlukan kesadaran berbagai pihak untuk mewujudkan lingkungan yang dapat menunjang keseimbangan biosfer.

3.2 Saran Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan yang maha esa diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap lingkungan tanpa menimbulkan dampak negatif.


DAFTAR PUSTAKA
Soemirat Slamet, Juli. 1994. Kesehatan Lingkungan. Bandung : ITB.
Kirniwardoyo, Santio. 1992. Pengamatan dan pemberatasan vektor malaria, sanitas. Jakarta: Puslitbang Kesehatan Depkes Rl.
Anonymous A. Suksesi ekologi. http://biosejati.wordpress.com/tag/suksesi-ekologi/. Tanggal akses: 27 Oktober 2012.
Nurmaini. 2001. Identifikasi ,Vektor dan Binatang Pengganggu serta Pengendalian Anopheles Aconitus secara Sederhana. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21913/4/Chapter%20II.pdf. Tanggal akses: 28 Oktober 2012.

- See more at: http://www.poztmo.com/2013/02/contoh-makalah-kesehatan.html#sthash.rOlpcMgH.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar